Thursday, November 26, 2015

[Resep] Kerupuk Sala Bada



Di Sumatera Barat sala lauak (lauk/ikan) merupakan salah catu camilan tradisional khas masyarakat Pariaman yang tinggal di pesisir pantai. Camilan ini berbahan dasar tepung beras dicampur ikan asin, berbentuk bulat dan digoreng. Kalau pergi jalan-jalan ke pasar di Padang kamu bakalan menemukan banyak gerobak penjual sala ini, terutama di daerah bundaran mesjid Muhammadiyah.

Sala lauak khas Pariaman. Sumber gambar klik di sini

Waktu kuliah saya lumayan sering membuat sala ini, karena sudah ada yang menjual tepungnya yang sudah dilengkapi bumbu. Cukup dituangi air panas dan diaduk dengan daun kunyit iris, dan ikan asin yang dihaluskan saya sudah mendapatkan camilan yang lezat :)

Terakhir saya membuatnya sekitar lima tahun yang lalu saat seorang teman kerja membawakan oleh-oleh tepung sala sepulang ia bercuti dari kampungnya di Pariaman.

Kerupuk sala yang saya buat ini merupakan variasi dari resep sala lauak. Kalau adonan sala biasa berbentuk kalis dan bisa dibulatkan, untuk kerupuk ini adonannya encer. Bukan jenis makanan yang sering dibikin dirumah saya. Biasanya bikin kerupuk ini sekali dalam dua atau tiga tahun lah, tergantung mood mama saya :)
 
Jadi setiap kali berencana bikin kerupuk ini bawaan saya pasti exited banget karena udah kebayang rasanya yang renyah, pedas dan berbumbu itu.


Bahan :

150 gr bada basah (teri basah)
250 gr tepung beras
1 lembar daun kunyit, iris tipis
1 batang daun bawang, iris tipis
1/2 sdm cabe giling halus
Garam secukupnya
Air secukupnya
Minyak untuk menggoreng secukupnya

Haluskan :
5 siung bawang merah
3 siung bawang putih
1 ruas jari jahe
1 ruas jari lengkuas
1/2 ruas jari kunyit
2 lembar daun jeruk


Cara membuat :
 
1. Bersihkan bada/teri basah, buang kepalanya. 

2. Masukkan bumbu halus, daun kunyit, cabe, daun bawang dan garam. Aduk rata.

3. Tambahkan tepung beras, aduk dengan air yang dimasukkan sedikit demi sedikit sehingga menghasilkan tekstur adonan yang tidak terlalu kental atau encer.


4. Panaskan minyak (kira-kira 250 ml) dengan api sedang, goreng sedikit adonan untuk mencicipi rasanya apakah kurang garam, bumbu atau keasinan.

5. Bila sudah dirasa pas, ambil 1 sendok nasi adonan sebarkan melebar di bagian pinggir/dinding kuali (kira-kira 2-3 cm diatas minyak, tapi pastikan bagian kuali tersebut sudah disiram minyak sebelumnya. Kalau tidak adonan bisa lengket di kuali).

6. Siram-siram adonan sehingga kemudian terlepas dari dinding kuali. Di sini gunakan api sedang-kecil agar kerupuk tidak masak luar tapi masih lunak didalamnya. Goreng hingga kerupuk berwarna coklat keemasan. Angkat dan sajikan.

Kerupuk ini enak dijadikan sebagai lauk makan. Karena terdiri dari bahan basah kerenyahan kerupuk ini tidak tahan lama, kira-kira 3 jam, jadi sebaiknya digoreng saat hendak makan biar lebih nikmat :)

[Resep] Kalio Daging



Kalio merupakan salah satu tahap pembuatan rendang (resep bisa dilihat disini) dimana santan sudah menyusut setengahnya dan mengeluarkan minyak yang banyak. Tetapi tahap kalio ini baru separuh jalan menuju  rendang. Masih butuh beberapa jam lagi agar bisa menjadi rendang berwarna kehitaman yang umum ditemukan di sini.


Kita tetap bisa membuat gulai kalio ini tanpa harus menjadikannya rendang. Untuk itu dibutuhkan jumlah bumbu dan santan yang lebih sedikit daripada pembuatan rendang. Bila rendang membutuhkan minimal santan dari 4 kelapa untuk sekilo rendang, untuk kalio cukup menggunakan santan dari 2 kelapa saja.

Bisa dilihat santan  pada kalio (kiri) lebih encer daripada untuk rendang (kanan)

Tujuan dari penggunaan santan yang banyak pada rendang adalah agar santan menghasilkan minyak yang cukup untuk 'menggoreng' rendang secara perlahan hingga mengering. Sedangkan pada Kalio tahapannya cukup sampai santan mengeluarkan minyak dan berkurang hingga setengahnya.

Oh ya, pada resep ini saya menggunakan santan yang diperas mesin yang sekarang sering ditemukan di pasar. Tetapi kalau masih menggunakan kelapa parut ambil dari minimal 2 kelapa yang sudah tua. Dulu saya memeras dengan menggunakan campuran air hangat agar santannya semakin keluar. Dan biasanya butuh tiga kali peras untuk mendapatkan jumlah santan yang diinginkan.


Bahan :

1 kg daging, potong-potong ukuran sedang
 750 ml santan pekat/kental (dari perasan pertama)
1000 ml santan encer
100 gr cabe giling
1/2 sdt ketumbar bubuk
1/4 sdt merica bubuk
1 helai daun kunyit
1 helai daun salam
2 helai daun jeruk
1 batang serai ukuran sedang, memarkan
Garam secukupnya
100 gr Kacang  putih (kacang rendang) kalau suka, rendam dulu minimal 1 jam sebelum mulai memasak

Haluskan :
50 gr jahe
50 gr lengkuas
8 siung bawang merah
5 siung bawang putih 


Cara Membuat :

1. Siapkan kuali (ukuran menengah saja sudah cukup), masukkan santan, bumbu halus, cabe giling, ketumbar, merica, daun-daun dan serai. Didihkan santan menggunakan api sedang. Jangan sampai pecah santan. Cicipi garamnya,bila kurang tambahkan sedikit saja dulu.

2. Biarkan mendidih selama kurang lebih 5 menit, kemudian masukkan daging. Didihkan kembali dengan api sedang selama 10 menit. Setelah itu masak menggunakan api kecil saja. 

3. Setelah santan mulai berkurang masukkan kacang putih dan cicipi lagi rasanya, bila masih kurang garam bisa di paskan lagi. Tetapi jangan sampai berlebihan menambahkan garam karena hasil akhirnya nanti adalah kuah gulai yang hanya tersisa setengah dari awalnya. Kalau diawal terlalu banyak menambahkan garam hasil akhir masakan bisa menjadi asin.

3. Masak sampai daging empuk dan santan sudah berkurang setengahnya serta sudah mengeluarkan minyak. Kira-kira 2-3 jam.

4. Siap disajikan.

Thursday, November 19, 2015

[Resep] Rendang Padang



(Kebetulan hari  minggu kemaren mama saya bikin rendang buat dikirim ke adik-adik saya, jadi sekalian aja saya foto-foto biar bisa dimasukin ke blog :D)

Rendang merupakan salah satu masakan khas daerah Sumatera Barat. Biasanya dibuat pada acara-acara istimewa seperti acara adat, pernikahan, atau sebagai bekal bagi keluarga yang hendak melakukan perjalanan jauh. Rendang jarang dibuat sebagai lauk harian (kecuali di restoran :D) karena proses memasaknya yang cukup lama (kami mulai memasak dari jam 11.00 sampai jam 17.30). Semakin kering rendang yang dihasilkan semakin awet rendangnya.

Berdasarkan sejarahnya rendang berasal dari daerah darek (daratan) yaitu daerah-daerah tua tempat asal kerajaan Minangkabau seperti daerah Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Payakumbuh, Bukittinggi, dll. Masakan ini kemudian menyebar ke daerah pesisir pantai seperti Padang, Pariaman, Pesisir Selatan, dll. 

Dalam proses penyebaran ini terjadi pula penambahan bumbu dari bumbu awalnya sehingga rendang di Sumatera Barat pun terbagi menjadi dua yaitu rendang daerah darek dan rendang daerah pesisir.

Rendang daerah darek menggunakan bumbu-bumbu yang lebih sederhana dibanding daerah pesisir. Resepnya hanya menggunakan jahe, lengkuas, bawang merah, bawang putih, cabe dan daun langkok-langkok (daun lengkap terdiri dari daun kunyit, daun jeruk, daun salam dan serai). Pada proses pembuatannya bumbu tidak ditumis melainkan dididihkan bersama santan. Payakumbuh yang berada di daerah darek merupakan penghasil rendang paling enak dan paling banyak variasinya di Sumatera Barat.

Sedangkan rendang daerah pesisir menambahkan rempah seperti pala, kayu manis, cengkeh, pekak, dll. Biasanya bumbu ditumis terlebih dahulu sebelum dimasukkan santan. Ada juga yang menambahkan kelapa sangrai yang digiling. Di kampung saya (Agam) biasanya ini digunakan untuk pembuatan gulai hati.

Daging yang digunakan untuk rendang ini biasanya daging padat (istilah di sini) yang sedikit lemaknya. Setiap orang di keluarga saya memiliki tipe daging favorit untuk rendang. Papa saya suka daging yang bertulang seperti iga, adik-adik laki-laki saya suka jika ditambahkan sedikit hati, adik perempuan saya lebih suka daging ayam, kakak saya lebih suka daging yang ada uratnya.

Di rumah saya biasanya kami membuat rendang rata-rata enam kali setahun, yaitu di waktu lebaran Idul Fitri dan lebaran Haji dan saat ada adik-adik saya yang tinggal diluar kota pulang kampung. Setiap membuat itu tidak pernah kurang dari 1,5 kg daging karena bagi mama saya semua anak-anaknya mesti mendapatkan bagian. 

Bila ditanya pada orang Minang yang merantau (terutama pelajar) pasti pernah mendapatkan kiriman rendang ini dari rumah. Itulah bukti sayang dan perhatian orangtua kepada anaknya :)

Ada banyak resep rendang yang bisa ditemukan di dunia maya. Malah lebih banyak lagi ditemukan resep rendang yang bumbunya kurang sesuai dengan yang biasa digunakan di Sumatera Barat. Dan banyak juga yang kurang bisa membedakan antara rendang dan kalio. Bisa dibilang separo resep rendang yang saya buka di internet menampilkan gambar kalio, bukannya rendang.




Kalio (resep bisa dilihat di sini) merupakan salah satu tahap pembuatan rendang dimana santan sudah menyusut setengahnya dan mengeluarkan minyak yang banyak. Kalio ini sendiri rasanya sudah lezat. Di rumah saya, setiap kali membuat rendang biasanya kami menyisihkan sepiring kalio untuk lauk makan. Tetapi tahap kalio ini baru separuh jalan menuju  rendang. Masih butuh beberapa jam lagi agar bisa menjadi rendang berwarna kehitaman yang umum ditemukan di sini.

Kalau tujuan awal memasak adalah untuk mendapatkan hasil kalio ini, tidak diperlukan santan yang banyak seperti dalam pembuatan rendang. Bila rendang membutuhkan minimal santan dari 4 kelapa untuk sekilo rendang, untuk kalio cukup menggunakan santan dari 2 kelapa saja. Tujuan dari penggunaan santan yang banyak pada rendang adalah agar santan menghasilkan minyak yang cukup untuk 'menggoreng' rendang secara perlahan hingga mengering.

Oh ya, pada resep ini saya menggunakan santan yang diperas mesin yang sekarang sering ditemukan di pasar. Tetapi kalau masih menggunakan kelapa parut ambil dari minimal 4 kelapa yang sudah tua. Dulu saya memeras dengan menggunakan campuran air hangat agar santannya semakin keluar. Dan biasanya butuh tiga kali peras untuk mendapatkan jumlah santan yang diinginkan.

Sepertinya intro resep rendang saya sudah kepanjangan ya... :)

Nah, kita masuk ke resep rendang warisan turun temurun keluarga saya yang berasal dari Agam #cieeehhh :)

Bahan :

1 kg daging sapi, potong ukuran sedang
1/4 kg hati, potong ukuran sedang
200 gr cabe merah giling
1 sdt ketumbar giling
1/2 sdt merica giling
1 helai daun kunyit
2 helai daun salam
3 helai daun jeruk
2 buah serai ukuran sedang, memarkan
1,5 kg santan pekat/kental (perasan pertama)
2 kg santan encer
Garam secukupnya

Haluskan :
100 gr jahe
100 gr lengkuas
150 gr bawang merah
100 gr bawang putih


Cara membuat :

1. Siapkan kuali besar, tuangkan santan, didihkan. Jangan sampai pecah santan!



2. Masukkan bumbu halus, cabe giling, merica, ketumbar dan daun-daun. Simpulkan daun kunyit supaya tidak mengganggu saat mengaduk santan

3. Biarkan santan dan bumbu mendidih selama 20 menit dengan api sedang. Jangan tambahkan garam karena biasanya cabe giling yang dibeli di pasar sudah diberi garam. Tapi kalau cabe digiling sendiri, tambahkan garam secara bertahap agar hasil akhir rendang tidak keasinan.

4. Masukkan daging, masak dengan api sedang hingga santan agak berkurang (kira-kira satu jam) Lalu gunakan api kecil untuk seterusnya. Bila sudah sampai tahap kalio cicipi lagi garamnya. Bila kurang terasa, tambahkan garam.


5. Setiap lima menit aduk rendang agar bagian bawah tidak hangus. kalau sudah mulai kehitaman aduk pelan saja agar daging tidak hancur. Lakukan terus hingga rendang menjadi cokelat kehitaman.




Seperti itulah cara pembuatan rendang yang biasa dilakukan di rumah saya. Bahannya selalu tersedia di dapur dan cara pembuatannya sederhana saja. Yang dibutuhkan itu adalah waktu dan kesabaran dalam membuatnya.

Kalau kamu pencandu game atau medsos dan pengen bikin rendang, sebaiknya singkirkan dulu gadgetnya biar bisa fokus membuat rendang. Jangan sampai rendang menjadi hitam karena hangus disebabkan terlupa mengaduknya. Penampilan boleh sama, tapi rasa beda bak langit dan bumi :)


Tips memasak rendang :

1. Ukuran dagingnya jangan sampai kekecilan karena proses memasak yang lama daging berukuran kecil bisa hancur.

2. Saat hendak mendidihkan santan gunakan  api besar di awal hingga santan hampir mendidih lalu pindahkan ke api sedang. Saran saya jangan tinggalkan kuali saat hampir mendidih ini agar tidak pecah santan.

3. Kalau terlanjur pecah santan, masukkan 1 gelas santan kental dan aduk terus sampai santan mendidih. Biasanya santan akan smooth lagi :)

4. Setelah daging dimasukkan pastikan santan sudah terdidih sempurna lagi sebelum ditinggalkan.

5. Tidak perlu menggunakan MSG atau penyedap apapun lagi!