Thursday, November 26, 2015

[Resep] Kerupuk Sala Bada



Di Sumatera Barat sala lauak (lauk/ikan) merupakan salah catu camilan tradisional khas masyarakat Pariaman yang tinggal di pesisir pantai. Camilan ini berbahan dasar tepung beras dicampur ikan asin, berbentuk bulat dan digoreng. Kalau pergi jalan-jalan ke pasar di Padang kamu bakalan menemukan banyak gerobak penjual sala ini, terutama di daerah bundaran mesjid Muhammadiyah.

Sala lauak khas Pariaman. Sumber gambar klik di sini

Waktu kuliah saya lumayan sering membuat sala ini, karena sudah ada yang menjual tepungnya yang sudah dilengkapi bumbu. Cukup dituangi air panas dan diaduk dengan daun kunyit iris, dan ikan asin yang dihaluskan saya sudah mendapatkan camilan yang lezat :)

Terakhir saya membuatnya sekitar lima tahun yang lalu saat seorang teman kerja membawakan oleh-oleh tepung sala sepulang ia bercuti dari kampungnya di Pariaman.

Kerupuk sala yang saya buat ini merupakan variasi dari resep sala lauak. Kalau adonan sala biasa berbentuk kalis dan bisa dibulatkan, untuk kerupuk ini adonannya encer. Bukan jenis makanan yang sering dibikin dirumah saya. Biasanya bikin kerupuk ini sekali dalam dua atau tiga tahun lah, tergantung mood mama saya :)
 
Jadi setiap kali berencana bikin kerupuk ini bawaan saya pasti exited banget karena udah kebayang rasanya yang renyah, pedas dan berbumbu itu.


Bahan :

150 gr bada basah (teri basah)
250 gr tepung beras
1 lembar daun kunyit, iris tipis
1 batang daun bawang, iris tipis
1/2 sdm cabe giling halus
Garam secukupnya
Air secukupnya
Minyak untuk menggoreng secukupnya

Haluskan :
5 siung bawang merah
3 siung bawang putih
1 ruas jari jahe
1 ruas jari lengkuas
1/2 ruas jari kunyit
2 lembar daun jeruk


Cara membuat :
 
1. Bersihkan bada/teri basah, buang kepalanya. 

2. Masukkan bumbu halus, daun kunyit, cabe, daun bawang dan garam. Aduk rata.

3. Tambahkan tepung beras, aduk dengan air yang dimasukkan sedikit demi sedikit sehingga menghasilkan tekstur adonan yang tidak terlalu kental atau encer.


4. Panaskan minyak (kira-kira 250 ml) dengan api sedang, goreng sedikit adonan untuk mencicipi rasanya apakah kurang garam, bumbu atau keasinan.

5. Bila sudah dirasa pas, ambil 1 sendok nasi adonan sebarkan melebar di bagian pinggir/dinding kuali (kira-kira 2-3 cm diatas minyak, tapi pastikan bagian kuali tersebut sudah disiram minyak sebelumnya. Kalau tidak adonan bisa lengket di kuali).

6. Siram-siram adonan sehingga kemudian terlepas dari dinding kuali. Di sini gunakan api sedang-kecil agar kerupuk tidak masak luar tapi masih lunak didalamnya. Goreng hingga kerupuk berwarna coklat keemasan. Angkat dan sajikan.

Kerupuk ini enak dijadikan sebagai lauk makan. Karena terdiri dari bahan basah kerenyahan kerupuk ini tidak tahan lama, kira-kira 3 jam, jadi sebaiknya digoreng saat hendak makan biar lebih nikmat :)

[Resep] Kalio Daging



Kalio merupakan salah satu tahap pembuatan rendang (resep bisa dilihat disini) dimana santan sudah menyusut setengahnya dan mengeluarkan minyak yang banyak. Tetapi tahap kalio ini baru separuh jalan menuju  rendang. Masih butuh beberapa jam lagi agar bisa menjadi rendang berwarna kehitaman yang umum ditemukan di sini.


Kita tetap bisa membuat gulai kalio ini tanpa harus menjadikannya rendang. Untuk itu dibutuhkan jumlah bumbu dan santan yang lebih sedikit daripada pembuatan rendang. Bila rendang membutuhkan minimal santan dari 4 kelapa untuk sekilo rendang, untuk kalio cukup menggunakan santan dari 2 kelapa saja.

Bisa dilihat santan  pada kalio (kiri) lebih encer daripada untuk rendang (kanan)

Tujuan dari penggunaan santan yang banyak pada rendang adalah agar santan menghasilkan minyak yang cukup untuk 'menggoreng' rendang secara perlahan hingga mengering. Sedangkan pada Kalio tahapannya cukup sampai santan mengeluarkan minyak dan berkurang hingga setengahnya.

Oh ya, pada resep ini saya menggunakan santan yang diperas mesin yang sekarang sering ditemukan di pasar. Tetapi kalau masih menggunakan kelapa parut ambil dari minimal 2 kelapa yang sudah tua. Dulu saya memeras dengan menggunakan campuran air hangat agar santannya semakin keluar. Dan biasanya butuh tiga kali peras untuk mendapatkan jumlah santan yang diinginkan.


Bahan :

1 kg daging, potong-potong ukuran sedang
 750 ml santan pekat/kental (dari perasan pertama)
1000 ml santan encer
100 gr cabe giling
1/2 sdt ketumbar bubuk
1/4 sdt merica bubuk
1 helai daun kunyit
1 helai daun salam
2 helai daun jeruk
1 batang serai ukuran sedang, memarkan
Garam secukupnya
100 gr Kacang  putih (kacang rendang) kalau suka, rendam dulu minimal 1 jam sebelum mulai memasak

Haluskan :
50 gr jahe
50 gr lengkuas
8 siung bawang merah
5 siung bawang putih 


Cara Membuat :

1. Siapkan kuali (ukuran menengah saja sudah cukup), masukkan santan, bumbu halus, cabe giling, ketumbar, merica, daun-daun dan serai. Didihkan santan menggunakan api sedang. Jangan sampai pecah santan. Cicipi garamnya,bila kurang tambahkan sedikit saja dulu.

2. Biarkan mendidih selama kurang lebih 5 menit, kemudian masukkan daging. Didihkan kembali dengan api sedang selama 10 menit. Setelah itu masak menggunakan api kecil saja. 

3. Setelah santan mulai berkurang masukkan kacang putih dan cicipi lagi rasanya, bila masih kurang garam bisa di paskan lagi. Tetapi jangan sampai berlebihan menambahkan garam karena hasil akhirnya nanti adalah kuah gulai yang hanya tersisa setengah dari awalnya. Kalau diawal terlalu banyak menambahkan garam hasil akhir masakan bisa menjadi asin.

3. Masak sampai daging empuk dan santan sudah berkurang setengahnya serta sudah mengeluarkan minyak. Kira-kira 2-3 jam.

4. Siap disajikan.

Thursday, November 19, 2015

[Resep] Rendang Padang



(Kebetulan hari  minggu kemaren mama saya bikin rendang buat dikirim ke adik-adik saya, jadi sekalian aja saya foto-foto biar bisa dimasukin ke blog :D)

Rendang merupakan salah satu masakan khas daerah Sumatera Barat. Biasanya dibuat pada acara-acara istimewa seperti acara adat, pernikahan, atau sebagai bekal bagi keluarga yang hendak melakukan perjalanan jauh. Rendang jarang dibuat sebagai lauk harian (kecuali di restoran :D) karena proses memasaknya yang cukup lama (kami mulai memasak dari jam 11.00 sampai jam 17.30). Semakin kering rendang yang dihasilkan semakin awet rendangnya.

Berdasarkan sejarahnya rendang berasal dari daerah darek (daratan) yaitu daerah-daerah tua tempat asal kerajaan Minangkabau seperti daerah Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Payakumbuh, Bukittinggi, dll. Masakan ini kemudian menyebar ke daerah pesisir pantai seperti Padang, Pariaman, Pesisir Selatan, dll. 

Dalam proses penyebaran ini terjadi pula penambahan bumbu dari bumbu awalnya sehingga rendang di Sumatera Barat pun terbagi menjadi dua yaitu rendang daerah darek dan rendang daerah pesisir.

Rendang daerah darek menggunakan bumbu-bumbu yang lebih sederhana dibanding daerah pesisir. Resepnya hanya menggunakan jahe, lengkuas, bawang merah, bawang putih, cabe dan daun langkok-langkok (daun lengkap terdiri dari daun kunyit, daun jeruk, daun salam dan serai). Pada proses pembuatannya bumbu tidak ditumis melainkan dididihkan bersama santan. Payakumbuh yang berada di daerah darek merupakan penghasil rendang paling enak dan paling banyak variasinya di Sumatera Barat.

Sedangkan rendang daerah pesisir menambahkan rempah seperti pala, kayu manis, cengkeh, pekak, dll. Biasanya bumbu ditumis terlebih dahulu sebelum dimasukkan santan. Ada juga yang menambahkan kelapa sangrai yang digiling. Di kampung saya (Agam) biasanya ini digunakan untuk pembuatan gulai hati.

Daging yang digunakan untuk rendang ini biasanya daging padat (istilah di sini) yang sedikit lemaknya. Setiap orang di keluarga saya memiliki tipe daging favorit untuk rendang. Papa saya suka daging yang bertulang seperti iga, adik-adik laki-laki saya suka jika ditambahkan sedikit hati, adik perempuan saya lebih suka daging ayam, kakak saya lebih suka daging yang ada uratnya.

Di rumah saya biasanya kami membuat rendang rata-rata enam kali setahun, yaitu di waktu lebaran Idul Fitri dan lebaran Haji dan saat ada adik-adik saya yang tinggal diluar kota pulang kampung. Setiap membuat itu tidak pernah kurang dari 1,5 kg daging karena bagi mama saya semua anak-anaknya mesti mendapatkan bagian. 

Bila ditanya pada orang Minang yang merantau (terutama pelajar) pasti pernah mendapatkan kiriman rendang ini dari rumah. Itulah bukti sayang dan perhatian orangtua kepada anaknya :)

Ada banyak resep rendang yang bisa ditemukan di dunia maya. Malah lebih banyak lagi ditemukan resep rendang yang bumbunya kurang sesuai dengan yang biasa digunakan di Sumatera Barat. Dan banyak juga yang kurang bisa membedakan antara rendang dan kalio. Bisa dibilang separo resep rendang yang saya buka di internet menampilkan gambar kalio, bukannya rendang.




Kalio (resep bisa dilihat di sini) merupakan salah satu tahap pembuatan rendang dimana santan sudah menyusut setengahnya dan mengeluarkan minyak yang banyak. Kalio ini sendiri rasanya sudah lezat. Di rumah saya, setiap kali membuat rendang biasanya kami menyisihkan sepiring kalio untuk lauk makan. Tetapi tahap kalio ini baru separuh jalan menuju  rendang. Masih butuh beberapa jam lagi agar bisa menjadi rendang berwarna kehitaman yang umum ditemukan di sini.

Kalau tujuan awal memasak adalah untuk mendapatkan hasil kalio ini, tidak diperlukan santan yang banyak seperti dalam pembuatan rendang. Bila rendang membutuhkan minimal santan dari 4 kelapa untuk sekilo rendang, untuk kalio cukup menggunakan santan dari 2 kelapa saja. Tujuan dari penggunaan santan yang banyak pada rendang adalah agar santan menghasilkan minyak yang cukup untuk 'menggoreng' rendang secara perlahan hingga mengering.

Oh ya, pada resep ini saya menggunakan santan yang diperas mesin yang sekarang sering ditemukan di pasar. Tetapi kalau masih menggunakan kelapa parut ambil dari minimal 4 kelapa yang sudah tua. Dulu saya memeras dengan menggunakan campuran air hangat agar santannya semakin keluar. Dan biasanya butuh tiga kali peras untuk mendapatkan jumlah santan yang diinginkan.

Sepertinya intro resep rendang saya sudah kepanjangan ya... :)

Nah, kita masuk ke resep rendang warisan turun temurun keluarga saya yang berasal dari Agam #cieeehhh :)

Bahan :

1 kg daging sapi, potong ukuran sedang
1/4 kg hati, potong ukuran sedang
200 gr cabe merah giling
1 sdt ketumbar giling
1/2 sdt merica giling
1 helai daun kunyit
2 helai daun salam
3 helai daun jeruk
2 buah serai ukuran sedang, memarkan
1,5 kg santan pekat/kental (perasan pertama)
2 kg santan encer
Garam secukupnya

Haluskan :
100 gr jahe
100 gr lengkuas
150 gr bawang merah
100 gr bawang putih


Cara membuat :

1. Siapkan kuali besar, tuangkan santan, didihkan. Jangan sampai pecah santan!



2. Masukkan bumbu halus, cabe giling, merica, ketumbar dan daun-daun. Simpulkan daun kunyit supaya tidak mengganggu saat mengaduk santan

3. Biarkan santan dan bumbu mendidih selama 20 menit dengan api sedang. Jangan tambahkan garam karena biasanya cabe giling yang dibeli di pasar sudah diberi garam. Tapi kalau cabe digiling sendiri, tambahkan garam secara bertahap agar hasil akhir rendang tidak keasinan.

4. Masukkan daging, masak dengan api sedang hingga santan agak berkurang (kira-kira satu jam) Lalu gunakan api kecil untuk seterusnya. Bila sudah sampai tahap kalio cicipi lagi garamnya. Bila kurang terasa, tambahkan garam.


5. Setiap lima menit aduk rendang agar bagian bawah tidak hangus. kalau sudah mulai kehitaman aduk pelan saja agar daging tidak hancur. Lakukan terus hingga rendang menjadi cokelat kehitaman.




Seperti itulah cara pembuatan rendang yang biasa dilakukan di rumah saya. Bahannya selalu tersedia di dapur dan cara pembuatannya sederhana saja. Yang dibutuhkan itu adalah waktu dan kesabaran dalam membuatnya.

Kalau kamu pencandu game atau medsos dan pengen bikin rendang, sebaiknya singkirkan dulu gadgetnya biar bisa fokus membuat rendang. Jangan sampai rendang menjadi hitam karena hangus disebabkan terlupa mengaduknya. Penampilan boleh sama, tapi rasa beda bak langit dan bumi :)


Tips memasak rendang :

1. Ukuran dagingnya jangan sampai kekecilan karena proses memasak yang lama daging berukuran kecil bisa hancur.

2. Saat hendak mendidihkan santan gunakan  api besar di awal hingga santan hampir mendidih lalu pindahkan ke api sedang. Saran saya jangan tinggalkan kuali saat hampir mendidih ini agar tidak pecah santan.

3. Kalau terlanjur pecah santan, masukkan 1 gelas santan kental dan aduk terus sampai santan mendidih. Biasanya santan akan smooth lagi :)

4. Setelah daging dimasukkan pastikan santan sudah terdidih sempurna lagi sebelum ditinggalkan.

5. Tidak perlu menggunakan MSG atau penyedap apapun lagi!

Saturday, October 17, 2015

[Resep] Pisang Gulung Goreng




Sore-sore yang mendung kayak gini nikmat banget kalo dibawa makan pisang goreng ya :)

Kebetulan beberapa minggu yang lalu saya menonton salah satu siaran tv lokal (bilang aja lo lupa nama channelnya...) yang menampilkan hostnya lagi menikmati seporsi pisang gulung goreng ini. Saya nggak ingat nama restorannya atau nama masakannya tapi ingat cara pembuatannya, karena emang simple banget sih. Dan bahan-bahannya kebanyakan tersedia di rumah saya. 

Untuk celupannya saya nggak tahu bahan dan komposisi yang digunakan resto itu (emang nggak diliatin), jadinya saya bikin kayak adonan celupan pisang goreng biasa. Tak apa-apa toh, yang penting tampilannya lain dari pisang goreng biasa. Hehehe..

Pisang yang saya gunakan tergantung yang ada dirumah. Dari yang di tv kayaknya mereka pake pisang ambon deh. Tapi menurut saya nggak perlu disusahkan ama jenis pisang. Kalau nunggu-nunggu pisang ambon bisa-bisa nggak jadi bikinnya. Yang penting pisangnya nggak terlalu masak/lunak sehingga setelah digoreng hasilnya nggak jadi lembek.

Nah, berikut bahan dan cara pembuatannya.

Bahan :

1. 3 buah pisang, iris tipis memanjang
2. 1/2 sdt kayu manis
3. Tepung panir/bread crumb secukupnya
4. Lidi/tusukan sate
5. Minyak secukupnya
6. Keju parut untuk hiasan

Bahan celupan :
1. 3 sdm tepung terigu
2. Air secukupnya
3. Garam secukupnya.



Cara membuat :

1. Untuk bahan celupan : aduk rata tepung, air dan garam hingga tidak berbutir-butir.
2. Siapkan wadah berisi tepung panir/bread crumb

3. Taburi salah satu permukaan pisang yang telah diiris tipis dengan bubuk kayu manis.
4. Gulung pisang dan tusuk dengan lidi/tusukan sate untuk menahan gulungannya.
5. Masukkan pisang ke adonan celupan, setelah itu angkat dan lapisi dengan tepung panir/bread crumb.
6. Panaskan minyak dan goreng pisang gulung dengan api sedang. Angkat setelah berwarna keemasan.
7. Taburi keju, lebih nikmat disantap saat masih hangat.


Nah, sederhana aja kan cara bikinnya. Dan ajaibnya ponakan saya juga suka. Walaupun saya curiga dia lebih suka sama kejunya daripada gorengannya :)

Besok-besok ini saya mau coba bikin pake isi didalamnya. Kayaknya bakal lebih yummy kalo kejunya ada di gulungan pisangnya daripada cuma jadi taburan. Atau ditambahkan coklat?

Eaaaaa.. Jadi ngiler sendiri :D

Friday, September 4, 2015

[Resep] Kentang Bawang


 
Waktu merenovasi blog masakan ini niat saya dulunya bikin postingan rutin tiap minggu. Membagi resep-resep masakan yang biasa saya bikin dirumah.

Tapi apa daya, tidak lama kemudian penyakit lama saya kambuh. Membuat saya cuma bisa istirahat berbaring di tempat tidur. Padahal saya sudah membuat daftar masakan-masakan yang akan saya posting di blog ini. Hiks...

Nah, karena sekarang saya udah bisa berdiri dan jalan-jalan lagi (walau cuma sebentar) saya pengen masak sesuatu yang simple dan ga butuh proses banyak. Dan yang paling penting saya bisa istirahat sejenak saat masakannya lagi diproses.

Akhirnya kepikiran bikin kentang bawang ini. Bahan yang dibutuhkan dikit dan selalu ada stoknya dirumah, dan yang paling penting juga nggak perlu banyak-banyak gerak. Soalnya terapis saya wanti-wanti banget, "kakinya jangan lasak-lasak dulu ya!" :)


Nah, berikut resep yang saya gunakan:

Bahan:

3 butir kentang ukuran sedang
4 siung bawang merah, iris, goreng sampai coklat keemasan
1 siung bawang putih, memarkan
3 sdm minyak goreng
1 sdm mentega/margarin
2 batang seledri, cincang halus
2 gelas air
Garam secukupnya

Cara membuat:

1. Kupas dan belah tiap kentang menjadi enam bagian.
 
2. Didihkan air dan masukkan kentang, bawang putih dan garam. Pastikan garamnya cukup agar kentang tidak terasa hambar, karena tidak ada lagi penambahan garam untuk proses selanjutnya. Setelah kentang empuk angkat dan tiriskan.
 
3. Panaskan minyak di wajan datar, masukkan kentang dan goreng sebentar agak timbul warna agak keemasan. Sisihkan setelah digoreng.
 
4. Di minyak sisa menggoreng kentang tadi tambahkan mentega dan panaskan sampai buih menteganya hilang. Pastikan sebelum memasukkan mentega minyak tidak terlalu panas dan gunakan api kecil.
 
5. Matikan kompor, kemudian tambahkan seledri yang telah dicincang kedalam mentega. Aduk sebentar.
 
6. Masukkan kentang dan bawang goreng, aduk rata, pindahkan ke piring dan kemudian siap di santap.


Nah, mudah saja kan resepnya :)

Kalau mau ada rasa panasnya bisa tamburi sedikit merica. Tapi karena dirumah saya ada si kecil jadi tidak saya gunakan.

Dan setelah dipikir-pikir, ini kalo dijadikan kentang tumbuk kayaknya enak juga ya :D

Sunday, June 21, 2015

[Resep] Asam Pedas Ikan




Asam pedas ikan merupakan salah satu masakan khas Sumatera Barat, terutama bagi penduduk yang tinggal di daerah pesisir atau berdekatan dengan laut.

Masakan ini merupakan salah satu masakan yang paling sering dibuat di rumah saya. Praktis hampir setiap minggu keluarga saya membuat masakan ini, karena ikan merupakan salah satu protein wajib yang harus ada persediaannya dirumah kami.

Karena saya tinggal di Kota Padang dimana salah satu sisi kotanya berbatasan dengan laut, maka ikan yang paling sering saya gunakan untuk  masakan ini adalah ikan laut. Paling sering sih menggunakan ikan sisik (tuna) atau ikan capa (ikan karang).

Yang unik dari masakan asam pedas ikan di daerah saya ini adalah penggunaan daun ruku-ruku yang menimbulkan aroma sangat wangi dan rasa yang unik pada ikan. Daun ruku-ruku ini hampir mirip dengan daun kemangi, karena mereka berasal dari keluarga yang sama, tetapi memiliki aroma yang lebih keras dan harum dibandingkan kemangi. Apabila kemangi enak dimakan mentah dan dijadikan lalapan, daun ruku-ruku tidak begitu.

Daun ruku-ruku ini sangat susah ditemukan diluar Sumatera Barat. Duluuuu, saat masih bekerja di Pekanbaru, saya cukup beruntung karena ibu kos mempunyai tanaman ini didepan rumahnya. Jadi tiap mau bikin masakan ini tinggal metik daunnya sambil lewat (tapi udah minta ijin lho... :D )

Pernah ketika mengunjungi adik saya di Batam, saya menggunakan daun kemangi untuk masakan ini. Rasanya tetap enak, tetapi aroma yang dihasilkannya kurang nendang.

Biasanya masakan ini tidak menggunakan tomat, tetapi saya sering menambahkan tomat karena pernah menonton acara Heston Blumenthal yang mengatakan bahwa tomat adalah salah satu bahan alami yang mengandung rasa umami. Jadi untuk mengurangi pemakaian penyedap, saya lebih sering menggunakan tomat untuk membuat masakan terasa lebih enak :)

Sewaktu masih di rumah lama, di halaman rumah kami ada sebatang pohon asam tunjuk atau yang dikenal juga dengan nama belimbing wuluh atau belimbing sayur. Usia pohon ini sama dengan usia saya. Dan karena sangat rajin berbuah, biasanya kami menggunakan asam ini dalam masakan ini. Tetapi sejak pindah, akhirnya kami menggunakan asam kandis karena mudah di stok. Pernah saya menggunakan perasan air jeruk nipis untuk masakan asam pedas ini, tetapi hasilnya terasa kurang memuaskan bagi saya.

Pada beberapa daerah, masakan ini tidak menggunakan kunyit. Tapi di rumah saya menggunakan kunyit karena warna merah masakan akan terlihat lebih cerah.

Dan bila masakan ini bersisa, pada keesokan harinya ikannya bisa di goreng dan kuahnya dikentalkan dengan minyak sisa penggorengan ikan hingga kecoklatan. Dan jujur saja, ikan sisa yang digoreng ini rasanya malah lebih enak dari masakan asalnya. Hehehehe...

Nah, bagi yang sudah tidak sabar, ini dia resep masakan Ikan Asam Pedas ala rumah saya :)


Bahan:

300 gr ikan tuna, potong-potong ukuran sedang

1 buah tomat, potong-potong

3-4 keping asam kandis (bisa diganti dengan belimbing sayur/wuluh)

½  genggam daun ruku-ruku (bisa diganti dengan daun kemangi)

2-3 sdm cabe merah giling (bisa ditambah atau dikurangi sesuai selera)

2,5 gelas air

1 lembar daun kunyit ukuran sedang

1 lembar daun limau ukuran sedang

1 batang serai, memarkan

Garam secukupnya

Haluskan:

3 siung bawah putih

5 siung bawang merah

2 ruas jari jahe ukuran sedang

1 ruas jari lengkuas

1 ruas jari kunyit


Cara Pembuatan:

1. Panaskan air, masukkan bumbu yang dihaluskan, cabe, asam kandis, serai dan daun-daun. Didihkan selama beberapa menit sampai aroma cabe tidak lagi terlalu pedas/mentah dan kuah sedikit berkurang.

2. Masukkan ikan, tomat, garam dan daun ruku-ruku.

3. Masak sampai ikan matang.

4. Sebaiknya didiamkan dulu selama beberapa saat sebelum disajikan agar bumbu semakin menyerap ke ikan.


Nah, mudah saja  membuatnya kan?

Secara keseluruhan, proses pembuatan masakan ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam saja. Apalagi ikan lebih cepat matang daripada sumber protein lainnya.

Karena kemudahan cara pembuatan masakan inilah yang membuat masakan ini sering dibikin dirumah saya. Tinggal masukkan semua bahan dan kemudian duduk santai saja sampai masakan ini matang. Hehehehe...